Joko Widodo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ir. H. Joko Widodo (
O Jawa: Jaka Widada, Jawa Latin:
Jåkå Widådå,
Hanacaraka: ꦗꦏꦮꦶꦢꦢ; lahir di
Surakarta,
Jawa Tengah, 21 Juni 1961) atau yang lebih akrab disapa
Jokowi adalah
Presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia terpilih bersama
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam
Pemilu Presiden 2014. Jokowi pernah menjabat
Gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014 didampingi
Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur. Sebelumnya, dia adalah Wali Kota
Surakarta (
Solo), sejak 28 Juli 2005 sampai dengan 1 Oktober 2012 didampingi
F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.
[4] Dua tahun menjalani periode keduanya menjadi Wali Kota Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya,
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), untuk bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
[5]
Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana. Bahkan, rumahnya pernah digusur sebanyak tiga kali, ketika dia masih kecil,
[6] tetapi ia mampu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kehutanan
Universitas Gajah Mada. Setelah lulus, dia menekuni profesinya sebagai pengusaha
mebel.
[6] Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.
[7] Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota
Surakarta menjadi kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik.
[8] Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangi
Pilkada Jakarta 2012.
Kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang
pemimpin yang "muda" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari
lima puluh tahun.
[9]
Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung dan menjadi sorotan media.
[10][11] Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk
pemilihan umum presiden Indonesia 2014.
[12] Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan, nama Jokowi terus unggul.
[13] Pada awalnya, Ketua Umum
PDI-P,
Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak akan mengumumkan calon presiden dari
PDI Perjuangan sampai setelah
pemilihan umum legislatif 9 April 2014.
[14] Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi menerima mandat dari
Megawati untuk maju sebagai calon presiden, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye.
[15]
Masa kecil dan keluarga
Joko Widodo bersama ibunya, Sudjiatmi Notomihardjo (kanan), dan
adik-adiknya di 'Rumah Saya', Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis, 20
September 2012 pada saat pencalonan gubernur DKI Jakarta.
Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudjiatmi dan
merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ia
memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida Yati dan
Titik Relawati
[16].
Ia sebenarnya memiliki seorang adik laki-laki bernama Joko Lukito,
namun meninggal saat persalinan. Sebelum berganti nama, Joko Widodo
memiliki nama kecil Mulyono.
[17] Ayahnya berasal dari
Karanganyar, sementara kakek dan neneknya berasal dari sebuah desa di
Boyolali.
[18] Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 112 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah.
[19]
Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek
payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah
dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan
sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian
bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di
umur 12 tahun
[6][20].
Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali.
Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali pada masa kecil
mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi
Wali Kota
Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga.
[21]
Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Surakarta.
[22] Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke
SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke
SMA Negeri 6 Surakarta.
[23]
Jokowi menikah dengan
Iriana di Solo, tanggal 24 Desember 1986, dan memiliki 3 orang anak, yaitu
Gibran Rakabuming Raka (1988),
Kahiyang Ayu (1991), dan
Kaesang Pangarep (1995).
Masa kuliah dan berwirausaha
Dengan kemampuan akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan
Universitas Gajah Mada.
Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu,
pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya
dengan judul skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada
Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta". Selain kuliah, ia juga tercatat
aktif sebagai anggota
Mapala silvagama.
Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di
BUMN PT
Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di
Dataran Tinggi Gayo,
Aceh Tengah.
Namun ia merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang sedang
hamil tujuh bulan. Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja di
usaha milik pamannya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati. Pada tahun
1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu,
yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga
naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun
pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan pinjaman modal Rp 30 juta dari
Ibunya.
[24]
Usaha ini membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya
panggilan yang populer hingga kini, "Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja
kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang
membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya
untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia
politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota
yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah Surakarta.
[20]
Kiprah politik
Selebaran kampanye Jokowi untuk menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.
Wali Kota Surakarta
Pada pilkada kota Solo pada tahun 2005, Jokowi diusung oleh
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon wali kota Surakarta. Ia berhasil memenangkan
pemilihan tersebut dengan persentase suara sebesar 36,62%.
[7]
Setelah terpilih, dengan berbagai pengalaman pada masa muda, ia
mengembangkan Solo yang sebelumnya buruk penataannya dan menghadapi
berbagai penolakan masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah
kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan dan menjadi kajian di
universitas dalam dan luar negeri.
[8]
Salah satunya adalah kemampuan komunikasi politik Jokowi yang berbeda
dengan kebanyakan gaya komunikasi politik pemimpin lain pada masa itu,
yang menjadi kajian riset mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia.
[25]
Di bawah kepemimpinannya, bus Batik Solo Trans diperkenalkan,
[26] berbagai kawasan seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan,
[27] dan Solo menjadi tuan rumah berbagai acara internasional.
[27] Selain itu, Jokowi juga dikenal akan pendekatannya dalam merelokasi pedagang kaki lima yang "memanusiakan manusia".
[28] Berkat pencapaiannya ini, pada tahun 2010 ia
terpilih lagi sebagai Wali Kota Surakarta dengan suara melebihi 90%.
[29] Kemudian, pada tahun 2012, ia dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
[5]
Gubernur DKI Jakarta
Suasana di posko pemenangan Jokowi di Jalan Borobudur 22.
Pilkada 2012 putaran I
Jokowi diminta secara pribadi oleh
Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai
Gubernur DKI Jakarta[30]
pada Pilgub DKI tahun 2012. Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka
Jusuf Kalla meminta dukungan dari Megawati Soekarnoputri, yang awalnya
terlihat masih ragu. Sementara itu Prabowo Subianto juga melobi PDI
Perjuangan agar bersedia mendukung Jokowi sebagai calon gubernur karena
membutuhkan 9 kursi lagi untuk bisa mengajukan Calon Gubernur.
[31] Pada saat itu, PDI Perjuangan hampir memilih untuk mendukung Fauzi Bowo dan Jokowi sendiri hampir menolak dicalonkan.
[32]
Sebagai wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjadi anggota
DPR dicalonkan mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena
Golkar telah sepakat mendukung Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur.
[33]
Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan. Hal ini terlihat dari klaim
calon pertama yang diperkuat oleh Lingkaran Survei Indonesia bahwa
pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan memenangkan pilkada dalam 1
putaran.
[34] Selain itu, PKS yang meraup lebih dari 42 persen suara untuk
Adang Daradjatun di
pilkada 2007 juga mengusung
Hidayat Nur Wahid
yang sudah dikenal rakyat sebagai Ketua MPR RI periode 2004-2009.
Dibandingkan dengan partai lainnya, PDI-P dan Gerindra hanya mendapat
masing-masing hanya 11 dan 6 kursi dari total 94 kursi, jika
dibandingkan dengan 32 kursi milik Partai Demokrat untuk Fauzi Bowo,
serta 18 Kursi milik PKS untuk Hidayat Nur Wahid.
[35] Namun LP3ES sudah memprediksi bahwa Jokowi dan Fauzi Bowo akan bertemu di putaran dua.
[36]
Hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei pada hari
pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah itu, memperlihatkan Jokowi
memimpin, dengan Fauzi Bowo di posisi kedua.
[37] Pasangan ini berbalik diunggulkan memenangi
pemilukada DKI 2012 karena kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid saat pilkada Wali Kota Solo 2010
[38] serta pendukung Faisal Basri dan Alex Noerdin dari hasil survei cenderung beralih kepadanya.
[39]
Pilkada 2012 putaran II
Selebaran kampanye Jokowi dan Basuki selama pilkada.
Jokowi berusaha menghubungi dan mengunjungi seluruh calon,
[40] termasuk Fauzi Bowo,
[41] namun hanya berhasil bersilaturahmi dengan Hidayat Nur Wahid
[40] dan memunculkan spekulasi adanya koalisi di putaran kedua.
[42] Setelahnya, Fauzi Bowo juga bertemu dengan Hidayat Nur Wahid.
[43]
Namun keadaan berbalik setelah partai-partai pendukung calon lainnya
di putaran pertama malah menyatakan dukungan kepada Fauzi Bowo.
[44]
Hubungan Jokowi dengan PKS juga memburuk dengan adanya tudingan bahwa
tim sukses Jokowi memunculkan isu mahar politik Rp50 miliar.
[45] PKS meminta isu ini dihentikan,
[46] sementara tim sukses Jokowi menolak tudingan menyebutkan angka imbalan tersebut.
[47]
Kondisi kehilangan potensi dukungan dari partai-partai besar diklaim
Jokowi sebagai fenomena "Koalisi Rakyat melawan Koalisi Partai".
[48]
Klaim ini dibantah pihak Partai Demokrat karena PDI Perjuangan dan
Gerindra tetap merupakan partai politik yang mendukung Jokowi, tidak
seperti
Faisal Basri dan Hendrardji yang merupakan calon independen.
[49] Jokowi akhirnya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh penting seperti Misbakhun dari PKS,
[50] Jusuf Kalla dari Partai Golkar,
[51] Indra J Piliang dari Partai Golkar,
[52] serta Romo Heri yang merupakan adik ipar Fauzi Bowo.
[53]
Pertarungan politik juga merambah ke dunia media sosial dengan peluncuran
Jasmev,
[54] pembentukan
media center,
[55] serta pemanfaatan media baru dalam kampanye politik seperti
Youtube.
[56]
Pihak Fauzi Bowo menyatakan juga ikut turun ke media sosial, namun
mengakui kelebihan tim sukses dan pendukung Jokowi di kanal ini.
[57]
Putaran kedua juga diwarnai berbagai tudingan kampanye hitam, yang antara lain berkisar dalam isu
SARA,
[58] isu kebakaran yang disengaja,
[59] korupsi,
[60] dan politik transaksional.
[61]
Menjelang putaran kedua, berbagai survei kembali bermunculan yang
memprediksi kemenangan Jokowi, antara lain 36,74% melawan 29,47% oleh
SSSG,
[62] 72,48% melawan 27,52% oleh INES,
[63] 45,13% melawan 37,53% dalam survei elektabilitas oleh IndoBarometer,
[64] dan 45,6% melawan 44,7% oleh Lembaga Survei Indonesia.
[65]
Setelah pemungutan suara putaran kedua, hasil penghitungan cepat
Lembaga Survei Indonesia memperlihatkan pasangan Jokowi - Ahok sebagai
pemenang dengan 53,81%. Sementara rivalnya,
Fauzi Bowo -
Nachrowi Ramli mendapat 46,19%.
[66] Hasil serupa juga diperoleh oleh Quick Count IndoBarometer 54.24% melawan 45.76%,
[67] dan lima stasiun TV.
[68] Perkiraan sementara oleh metode Quick Count diperkuat oleh Real Count PDI Perjuangan dengan hasil 54,02% melawan 45,98%,
[69] Cyrus Network sebesar 54,72% melawan 45,25%.
[70]
Dan akhirnya pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan
pasangan Jokowi - Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru
untuk masa bakti 2012-2017 menggantikan
Fauzi Bowo -
Prijanto.
[71][72]
Sebelum dan sesudah Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia berjanji
bahwa ia akan menambah 1000 unit bus Transjakarta, lalu ia bisa
dihubungi wartawan 24 jam, bahwa ia akan bekerja 1 jam di kantor dan
sisanya tinjau pelayanan publik. Ia juga berkata bahwa dirinya tidak
akan menggusur
Pedagang Kaki Lima
(PKL), dan juga akan membangun kampung susun yang bukan apartemen; lalu
ia akan memperbaiki sistem pendidikan dan kesehatan, memberikan
penghargaan ke semua ketua RT dan RW, dan ia juga menjanjikan akan
menambah ruang publik bagi remaja DKI.
[73]
Pada saat terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, permasalahan mulai
berdatangan, dan semenjak musim hujan melanda Jakarta dan masalah macet
tidak usai, publik DKI mulai pesimis dan meragukan kemampuan Jokowi
dalam mengatasi masalah ibukota.
[74]
Pasca Pilkada 2012
Setelah resmi menang di perhitungan suara, Jokowi masih diterpa isu
upaya menghalangi pengunduran dirinya oleh DPRD Surakarta, namun
dibantah oleh DPRD.
[75] Menteri Dalam Negeri
Gamawan Fauzi juga menyatakan akan turun tangan jika masalah ini terjadi,
[76]
karena pengangkatan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak dianggap
melanggar aturan mana pun jika pada saat mendaftar sebagai Calon
Gubernur sudah menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatan sebelumnya
jika terpilih, dan benar-benar mengundurkan diri setelah terpilih.
[77]
Namun setelahnya, DPR merencanakan perubahan terhadap Undang-Undang No.
34 tahun 2004, sehingga setelah Jokowi, kepala daerah yang mencalonkan
diri di daerah lain, harus terlebih dahulu mengundurkan diri dari
jabatannya pada saat mendaftarkan diri sebagai calon.
[78]
Atas alasan administrasi terkait pengunduran diri sebagai Wali Kota
Surakarta dan masa jabatan Fauzi Bowo yang belum berakhir, pelantikan
Jokowi tertunda
[79] dari jadwal awal 7 Oktober 2012 menjadi 15 Oktober 2012.
[80]
Acara pelantikan diwarnai perdebatan mengenai biaya karena adanya
pernyataan Jokowi yang menginginkan biaya pelantikan yang sederhana.
[81]
DPRD kemudian menurunkan biaya pelantikan menjadi Rp 550 juta, dari
awalnya dianggarkan Rp 1,05 miliar dalam Perubahan APBD. Acara
pelantikan juga diramaikan oleh pedagang kaki lima yang menggratiskan
dagangannya.
[82]
Sehari usai pelantikan, Jokowi langsung dijadwalkan melakukan kunjungan ke masyarakat.
[83]
Kebijakan Selama Menjadi Gubernur
Kebijakan Joko Widodo selama menjabat Gubernur DKI Jakarta banyak
yang bersifat populis, seperti Kampung Deret, Kartu Jakarta Sehat dan
Kartu Jakarta Pintar. Namun beberapa juga mendatangkan keberatan
masyarakat, seperti dalam perbaikan saluran air, peremajaan bus kecil,
dan sterilisasi jalur busway.
Di awal menjabat, ia mendahulukan program bantuan sosial melalui Kartu Jakarta Sehat
[84] dan Kartu Jakarta Pintar
[85], dan setelah mendapat kendali atas APBD, menjalankan pembenahan saluran air di DKI Jakarta melalui program
JEDI. Beberapa program transportasi warisan pemerintahan sebelumnya seperti
6 Ruas Tol dan
Monorel terhambat. Sebaliknya, ia berkonsentrasi kepada transportasi massal
MRT Jakarta, penambahan armada
Transjakarta, dan peremajaan bus kecil. Ia juga mengupayakan pengambilalihan pengelolaan Sumber Daya Air melalui akuisisi Aetra dan Palyja.
Ia berperan dalam mengurangi diskriminasi dan nepotisme dalam jenjang karier
Pegawai Negeri Sipil
di DKI Jakarta melalui penerapan lelang jabatan. Sebagai salah satu
dampaknya adalah terpilihnya pejabat dari kalangan minoritas yang
mendapat penolakan masyarakat. Misalnya dalam kasus Lurah Susan.
[86] Jokowi menyatakan dukungan bagi Lurah Susan.
[86]
Pada masa pemerintahannya pula, DKI Jakarta mengadakan beberapa event kreatif seperti Jakarta Night Festival
[87], Pesta rakyat
[88], dan Festival Keraton Sedunia.
[89] Ia juga memperbaiki kebersihan lingkungan di Jakarta, antara lain dengan melarang atraksi Topeng Monyet.
[90]
Kepresidenan
Pergantian tampuk pimpinan
pemerintahan Indonesia.
|
Pencalonan awal
Setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi
melejit berkat rekam jejaknya yang baik dan pendekatannya yang membumi
dan pragmatis, seperti yang ditunjukkan melalui program "blusukan" untuk
memeriksa keadaan di lapangan secara langsung.
[10] Akibatnya, Jokowi merajai survei-survei calon presiden dan menyingkirkan kandidat lainnya,
[13] sehingga muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden.
[12] Namun, selama berbulan-bulan wacana tersebut menjadi tidak pasti karena pencalonan Jokowi di
PDI-P harus disetujui oleh Ketua Umum
PDI-P Megawati Soekarnoputri, dan ia menegaskan baru akan menentukan calon setelah
pemilihan umum legislatif pada bulan April.
[14]
Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis langsung
surat mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden, dan Jokowi
mengumumkan bahwa ia bersedia dan siap melaksanakan mandat tersebut
untuk maju sebagai calon presiden
Republik Indonesia dalam
pemilihan umum presiden Indonesia 2014.
[91] Ia juga mengungkapkan kesiapannya sembari mengucap "bismillah" dan mencium bendera merah putih di rumah
Si Pitung.
[91] Selepas pengumuman ini, indeks
IHSG melesat 152,47 poin menjadi 4.878,64,
[92] sementara nilai tukar
rupiah terhadap
dollar Amerika Serikat menguat hingga angka 11,386.
[93] Pencalonan Jokowi juga diperkirakan dapat mendongkrak suara PDI-P hingga 30% dalam pemilu legislatif.
[94] Namun, hasil hitung cepat menunjukkan bahwa suara PDI-P gagal mencapai 20%.
[95]
Lima hari setelah deklarasinya, pada tanggal 19 Maret 2014 Joko Widodo digugat oleh Tim Advokasi Jakarta Baru di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ia dinilai melanggar
hukum perdata karena meninggalkan jabatannya sebagai gubernur sebelum merealisasikan janji-janjinya untuk melaksanakan program kerakyatan.
[96]
Namun, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengkonfirmasi bahwa
pencapresan Jokowi tidaklah melanggar hukum. Ia berhak maju dan akan
dengan mudah mendapat izin dari Presiden tanpa harus mengundurkan diri
karena sudah diatur dalam Undang Undang No 47 Tahun 2008 mengenai
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Seorang kepala daerah yang hendak
maju dalam Pemilihan Presiden harus mengajukan surat permintaan izin
kepada Presiden dan Gamawan Fauzi tidak merasa memiliki alasan untuk
menghalanginya.
[97]
Pada tanggal 19 Mei 2014, Jokowi mengumumkan bahwa
Jusuf Kalla akan menjadi calon wakil presidennya.
[98] Pengumuman sekaligus deklarasi tersebut berlangsung di Gedung Joeang 45 di
Menteng,
Jakarta.
[98] Pencalonan tersebut didukung oleh koalisi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
Partai NasDem,
Partai Kebangkitan Bangsa, dan
Partai Hanura.
[98] Pada hari yang sama, Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi mendaftar di
Komisi Pemilihan Umum.
[99]
Menjelang pemilihan umum presiden, terdapat berbagai macam kampanye
hitam yang dialamatkan kepada Jokowi, seperti isu capres boneka,
[100] keislaman Jokowi yang diragukan,
[101] tuduhan bahwa Jokowi adalah orang
Tionghoa yang merupakan putra dari
Oei Hong Leong,
[102] hingga klaim bahwa ia adalah antek asing dan bahkan
zionis.
[101]
Kebijakan
Pelantikan Presiden Joko Widodo pada tahun 2014.
Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Sidang Istimewa Pelantikan Presiden RI 2014
Jokowi memulai masa kepresidenannya dengan meluncurkan Kartu
Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera.
Upaya ini oleh partai oposisi dianggap untuk meredam sementara kenaikan
harga BBM.
[103] Jokowi dikritik karena meluncurkan program yang tidak memiliki payung hukum dan melanggar tertib anggaran
[104]
, namun hal ini dibantah oleh Jusuf Kalla, dengan argumen bahwa program
kartu tersebut sebenarnya kelanjutan dari program yang sudah ada
sehingga anggarannya pun mengikuti program tersebut.
[105]
Mulai tanggal 8 November, ia mengikuti beberapa konferensi tingkat
tinggi, seperti APEC, Asian Summit, dan G20. Jokowi menuai kontroversi
setelah presentasinya di depan pengusaha di APEC. Sebagian mencerca
presentasi ini sebagai upaya menjual negara kepada kepentingan asing
[106],
sementara di lain pihak pidatonya dipuji karena dianggap tepat pada
sasaran, dibanding presiden negara lain yang hanya memberi ceramah yang
mengambang
[107]. Dari APEC, Jokowi berhasil membawa komitmen investasi senilai Rp300 Triliun.
[108]
Sekembalinya dari luar negeri, ia menunjuk
Faisal Basri sebagai ketua Tim Pemberantasan Mafia Migas, melantik
Basuki Tjahaja Purnama
sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan mengumumkan kenaikan BBM dari Rp6.500
menjadi Rp8500. Kebijakan ini sempat diikuti demonstrasi di berbagai
daerah di Indonesia.
[109][110] Jokowi ingin mengalihkan dana subsidi tersebut untuk pembangunan infrastruktur dan kesehatan.
[111]
Dia kembali menuai kontroversi setelah menunjuk HM Prasetyo sebagai
Jaksa Agung. HM Prasetyo dinilai tidak punya pengalaman cukup baik di
kejaksaan dan dianggap sebagai titipan partai politik.
[112]
Di bidang kelautan, Jokowi menginstruksikan perlakuan keras terhadap
pencuri ikan ilegal. Selain meminta diadakannya razia, ia juga berharap
kapal pelanggar aturan ditenggelamkan.
[113]
Di bidang pertanian, Jokowi membagikan 1099 unit traktor tangan di Subang dengan harapan menggenjot produksi petani.
[114]
Jokowi kembali menuai kontroversi dan protes luas dari berbagai
elemen masyarakat ketika mengajukan calon tunggal Kapolri Komisaris
Jenderal Polisi
Budi Gunawan ke DPR pada pertengahan Januari 2015. Budi dianggap sebagai calon Kapolri yang
tidak bersih oleh publik serta pernah menjadi ajudan mantan Presiden
Megawati Soekarnoputri yang dianggap sebagai politik
balas jasa. Sehari sebelum disahkan sebagai calon Kapolri oleh DPR, Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh
KPK
atas kasus dugaan rekening gendut. Presiden Jokowi lalu memutuskan
untuk menunda pelantikannya sebagai Kapolri hingga proses hukum yang
membelit Budi Gunawan selesai serta menunjuk Wakapolri Komjen Pol
Badrodin Haiti untuk melaksanakan tugas sehari-hari Kapolri.
[115]. Pada akhirnya Badrodin Haiti resmi dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Jokowi pada tanggal 17 April 2015.
[116]
Presiden Jokowi juga kembali menuai kecaman keras setelah
menandatangani Peraturan Presiden tentang Kenaikan Uang Muka Mobil
Pejabat. Jokowi pun mengaku tidak tahu Perpres yang ditandatanganinya
dan akhirnya mencabut Peraturan tersebut.
[117]
Jokowi mendapat sambutan hangat dan pujian ketika menyampaikan pidato di hadapan peserta peringatan ke 60 tahun
Konferensi Asia Afrika
pada 22 April 2015. Jokowi menyampaikan perlunya mereformasi PBB dan
badan internasional lainnya. Ia dipandang berani mengkritik lembaga
prestisius dunia seperti
PBB,
Dana Moneter Internasional, dan
Bank Dunia.
Jokowi pun menuai kritik dari peneliti Amerika Serikat karena ia
dipandang tidak konsisten dalam mengajak investor asing untuk masuk ke
Indonesia.
[118]
Di bidang infrastruktur, Jokowi telah memulai banyak proyek
pembangunan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam sektor ini,
diantaranya adalah melakukan groundbreaking pembangunan pasar
tradisional di Papua
[119],
Jalan Tol Trans-Sumatera[120], Tol Solo-Kertosono
[121], pelabuhan Makassar
[122], meresmikan operasional terminal Teluk Lamong sebagai bagian dari
Greater Surabaya Metropolitan Port[123], dan lain sebagainya.
Pada kunjungannya ke Papua bulan Mei 2015, Jokowi membebaskan 5 tahanan politik
OPM
dan membebaskan wartawan asing untuk melakukan peliputan di Papua
seperti halnya daerah lain di Indonesia. Jokowi beralasan bahwa
Indonesia sudah harus berpikir positif dan saling percaya
[124].
Kebijakan Jokowi ini menuai pro dan kontra, terutama di kalangan DPR RI
yang menyatakan bahwa kebijakan tersebut dapat membuat isu Papua
dipolitisir ke dunia luar, karena masalah Papua yang sangat sensitif.
[125]
Agama
Jokowi memeluk agama
Islam dan bercerita bahwa ia pertama kali naik haji pada tahun 2003, dan sesudahnya umrah minimal empat kali.
[126]
Namun, menjelang pemilihan umum presiden 2014, muncul berbagai tudingan
yang mempertanyakan keislaman Jokowi, sehingga pada tanggal 24 Mei 2014
Jokowi menyatakan bahwa ia adalah bagian dari "Islam yang rahmatan lil
alamin, Islam yang hidup berketurunan dan berkarya di negara RI yang
memegang teguh UUD 45."
[127]
Ia juga menyatakan bahwa ia bukan bagian dari kelompok Islam yang
"sesuka hatinya mengafirkan saudaranya sendiri", "menindas agama lain",
"arogan dan menghunus pedang di tangan dan di mulut", "suka menjejerkan
fustun-fustunnya", "menutupi perampokan hartanya, menutupi pedang
berlumuran darah dengan gamis dan serban", atau "membawa ayat-ayat Tuhan
untuk menipu rakyat".
[127]
Ideologi
Sebagai Presiden Indonesia terpilih, Jokowi menegaskan sikap
politiknya untuk memimpin Indonesia dengan kekayaan manusia, budaya, dan
pluralitasnya supaya tidak kehilangan arah dalam mengejawantahkan isi
UUD 1945 dan makna Pancasila. Sikap ini menurutnya juga dipandang perlu
diimplementasikan oleh setiap pemimpin pada semua level pemerintahan
baik kota hingga skala nasional. Jokowi memilih memaknai lewat ajaran
trisakti
Bung Karno yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional di bidang kebudayaan.
[128]
"Saya sebagai seorang Presiden juga harus punya ideologi jelas, apa
itu? Berdaulat, berdikari dan berkepribadian. Ideologi kita sama,
Pancasila, tetapi cara penerapannya berbeda. Ada yang lewat gerakan
perubahan restorasi Indonesia, ada yang lewat cara cara lain. Seorang
pemimpin baik di kota, kabupaten, gubernur provinsi, tingkat nasional,
memimpin itu harus punya ideologi. Harus ada ideologinya. Tanpa itu kita
tak punya arah."
[128]
Penghargaan
Atas prestasinya, oleh
Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008".
[129]
Kebetulan di majalah yang sama pula, Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab
dengan panggilan Ahok pernah terpilih juga dalam "10 Tokoh 2006" atas
jasanya memperbaiki layanan kesehatan dan pendidikan di Belitung Timur.
Ahok kemudian menjadi pendampingnya di
Pilgub DKI tahun 2012.
[130]
Ia juga mendapat penghargaan internasional dari Kemitraan
Pemerintahan Lokal Demokratis Asia Tenggara (Delgosea) ini atas
keberhasilan Solo melakukan relokasi yang manusiawi dan pemberdayaan
pedagang kaki lima.
[131]
Pada tanggal 12 Agustus 2011, ia juga mendapat penghargaan Bintang
Jasa Utama untuk prestasinya sebagai kepala daerah mengabdikan diri
kepada rakyat.
[132] Bintang Jasa Utama ini adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara sipil.
[133]
Pada Januari 2013, Joko Widodo dinobatkan sebagai wali kota terbaik ke 3
di dunia atas keberhasilannya dalam memimpin Surakarta sebagai kota
seni dan budaya, kota paling bersih dari korupsi, serta kota yang paling
baik penataannya.
[134] Oleh KPK, dia diberi penghargaan atas keberaniannya melaporkan berbagai barang gratifikasi yang diterima.
[135]
Atas kemampuannya mensosialisasikan program-progam pemerintah
sehingga mendapat dukungan masyarakat banyak, ia diganjar sebagai
Marketer of The Year 2012 oleh Markplus Conference 2013, Marketing: Into
Innovation and Technology.
[136]
Lain-lain
Gaya kepemimpinan
Jokowi dikenal akan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi.
Ia seringkali melakukan "blusukan" atau turun langsung ke lapangan untuk
melihat langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat.
"Blusukan" juga dilakukan untuk menemui lan.
Ia juga mendapat penghargaan internasional dari Kemitraan
Pemerintahan Lokal Demokratis Asia Tenggara (Delgosea) ini atas
keberhasilan Solo melakukan relokasi yang manusiawi dan pemberdayaan
pedagang kaki lima.gsung warga dan mendengar keluh kesah mereka. Gaya
yang unik ini dijuluki
The New York Times sebagai "demokrasi jalanan".
[137]
Jokowi juga dianggap unik dari pemimpin lainnya karena tidak sungkan
untuk bertanya langsung kepada warga dan mendekati mereka bila akan
melancarkan suatu program.
[138] Namun, gaya ini juga menuai kritik. Misalnya, ketua
Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman
menyatakan bahwa "blusukan" hanya menghabiskan waktu dan energi,
sementara yang dibutuhkan adalah kebijakan langsung dan bukan sekadar
interaksi.
[139] Anies Baswedan juga menilai "blusukan" merupakan pencitraan belaka tanpa memberikan solusi.
[140]
Selain "blusukan", kepemimpinan Jokowi juga dikenal akan
transparansinya. Misalnya, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sama-sama mengumumkan jumlah gaji bulanan dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kepada umum.
[141][142] Ia juga memulai sejumlah program yang terkait dengan transparansi seperti
online tax,
e-budgeting,
e-purchasing, dan
cash management system.
[141] Selain itu, semua rapat dan kegiatan yang dihadiri oleh Jokowi dan Basuki direkam dan diunggah ke akun "Pemprov DKI" di
YouTube.
[143]
Gaya kampanye
Gaya berkampanye Jokowi untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta menekankan
pendekatan langsung kepada masyarakat dengan mendatangi mereka langsung
daripada mengumpulkan orang di lapangan.
[144]
Jokowi mengklaim bahwa ia menghindari pemasangan spanduk, poster,
stiker, dan baliho di taman kota atau jalan karena menurutnya dapat
mengotori kota, sehingga ia secara langsung mencopot spanduk di depan
bioskop Megaria, Jalan Diponegoro.
[145]
Selama kampanye pilkada Jakarta, Jokowi juga dikenal akan baju
kotak-kotaknya, yang menurutnya dibeli satu jam sebelum berangkat ke
Komisi Pemilihan Umum Daerah dan dikatakan mewakili "warna-warni Jakarta yang harus diakomodasi".
[146]
Salah satu kekuatan Jokowi dalam berkampanye adalah penggunaan
media sosial. Selama kampanye pilkada Jakarta, ia meluncurkan
Jasmev atau
Jokowi Ahok Social Media Volunteer, yang merupakan jaringan antar kelompok sukarelawan tanpa bayaran.
[54] Selain itu, Jokowi juga membentuk
media center[55] dan mampu memanfaatkan
Youtube sebagai wadah kampanye baru.
[56] Pihak Fauzi Bowo sendiri mengakui keunggulan Jokowi di kanal ini.
[57]
Berdasarkan hasil audit Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada
Agustus 2012, pemasukkan dana kampanye pasangan Jokowi-Basuki tercatat
sebesar Rp 16,31 miliar, sementara pengeluarannya mencapai Rp 16,09
miliar.
[147]
Sebagian besar dana dialokasikan untuk spanduk, alat peraga, dan bahan
kampanye, dengan biaya penyebaran bahan kampanye sebesar Rp 4,2 miliar,
alat peraga sebesar Rp 2,6 miliar, dan rapat umum sebesar Rp 2,1 miliar.
[147] Biaya iklan cetak sendiri tercatat sebesar Rp 729 juta, sementara biaya iklan radio mencapai Rp 516 juta.
[147] Jokowi mengklaim bahwa sebagian besar dana digunakan untuk kampanye "murah" dengan sasaran rakyat kecil.
[147]
Sebagai perbandingan, pengeluaran kampanye Fauzi Bowo tercatat sebesar
Rp 62,57 miliar, sementara pemasukkan dana kampanyenya mencapai Rp 62,63
miliar.
[147]
Salam Dua Jari
Lagu kampanye pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapat
perhatian media internasional. Dua wartawan asal Indonesia, Eveline
Danubrata dan Heru Asprihanto menulis artikel yang dipublikasikan
Reuters. Artikel tentang lagu kampanye Jokowi-JK tersebut berjudul
Give us jobs, not rock songs, say Indonesia's young voters.
[148]
Citra politik
Berkat kampanyenya selama
pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012
yang menjanjikan "Jakarta Baru", ia melejit menjadi tokoh nasional yang
dikenal bersih, merakyat, dan mampu menyelesaikan masalah.
[149] Popularitasnya meroket hingga ia merajai survei-survei calon presiden seperti yang digambarkan pada tabel berikut:
Namun, menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2014, dugaan
keterlibatan Joko Widodo dalam kasus TransJakarta dikatakan mengganjal
elektabilitas Joko Widodo.
[150]
Selain itu, akibat gencarnya kampanye hitam, menurut Saiful Mujani
Research and Consulting tren kesukaan masyarakat terhadap Jokowi menurun
hingga 8% sampai April 2014.
[151]
Kontroversi
Mantan tim sukses Jokowi diduga terlibat dalam kasus busway berkarat,
dan bahkan keluarga Jokowi dituduh menerima aliran dana busway
berkarat; namun, Jokowi membantah hal tersebut,
[152][153][154] dan Jaksa Agung Basrief Arief menegaskan bahwa kasus ini "belum atau boleh dikatakan tidak menyangkut kepada Jokowi".
[155] Jokowi juga dikritik karena tidak mematuhi janjinya untuk menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur Jakarta,
[156]
walaupun Jokowi sendiri menyatakan bahwa bila ia menjadi presiden, akan
lebih mudah mengurus Jakarta karena memiliki wewenang terhadap proyek
pemerintah pusat di ibukota.
[157] Ada anggapan bahwa Jokowi termasuk gagal mengatasi banjir dan macet.
[158][159] Anggapan bahwa Jokowi gagal dalam mengatasi banjir dan macet di Jakarta membuat popularitasnya menurun.
[160] Data dari BPS juga menunjukkan angka kemiskinan di Solo naik saat Jokowi menjadi wali kota Solo.
[161]
Melesatnya popularitas Jokowi juga dikritik sebagai pengaruh media yang
kerap menonjolkan kebaikan Jokowi sementara kelemahannya ditutupi.
[162][163] Selain itu, Jokowi didapati menaiki pesawat jet pribadi untuk berkampanye dari
Banjarmasin ke
Kota Malang, yang dianggap bertentangan dengan gaya hidup sederhana.
[164] Sementara itu, Guru Besar Ekonomi
Universitas Indonesia Taufik Bahauddin mengkhawatirkan kontroversi yang terjadi pada pemerintahan Megawati seperti skandal
BLBI, penjualan
BUMN, penjualan kapal tanker VLCC
Pertamina dan penjualan gas murah ke
China akan terulang pada pemerintahan Jokowi.
[165]
Kemunculan nama Jokowi pada soal
Ujian Nasional[166] dan kedatangan Jokowi di kampus
ITB[167] juga menuai kontroversi karena dinilai sebagai tindakan politisasi.
Pada masa kepresidenannya, Jokowi juga menuai kecaman setelah salah menyebutkan kota tempat kelahiran Presiden RI pertama
Ir. Soekarno
dalam pidatonya di alun-alun Kota Blitar pada tanggal 1 Juni 2015.
Jokowi menyebutkan Soekarno lahir di Blitar, namun secara sejarah
Soekarno dilahirkan di Jalan Pandean, Peneleh, Kota Surabaya. Beragam
kritik pun dialamatkan kepada bawahannya seperti Setneg dan Tim
Komunikasi Presiden akibat memberikan
bahan yang salah kepada Presiden.
[168]
Jokowi dalam budaya populer
Buku
- Majeed, Rushda. "The City With a Short Fuse." Foreign Policy. September 2012.
- Majeed, Rushda. "Defusing a Volatile City, Igniting Reforms: Joko Widodo and Surakarta, Indonesia, 2005-2011." Innovations for Successful Societies. Universitas Princeton. Dipublikasikan pada bulan Juli 2012.
- Endah, Alberthiene. 2012.Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta.
- Suroso, Gatotkoco. 2012. Jokowi: Si Tukang Kayu.
- Ambarita, Domu D.; Megawati Soekarnoputri (pengantar). 2012. Jokowi: Spirit Bantaran Kali Anyar.
- Thayrun, Yon. 2012. Jokowi: Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker
- Hari Prast (Illustrator), Yoga Adhitrisna (Goodreads Author), Satriyo Wibowo. 2014. DEMOKREATIF: Kisah Blusukan Jokowi
- Kristin Samah, Francisca Ria Susanti. 2014. Saya Sujiatmi, Ibunda Jokowi
- Kompasiana. 2013. Jokowi (Bukan) Untuk Presiden
- Syahirul A., Anas. 2013. Gado-Gado Kerikil Jokowi
- Yogaswara, A. 2012. Jokowi Ahok
- Sudarsono. Jokowi Effect
- Nugroho, Bimo. 2014. Indonesia Memilih Jokowi
- Nugroho, Bimo; Panca Setia, M. Yamin. 2014. Jokowi People Power
- Supriyono, Arif. 2012. Jokowi, Tokoh Perubahan
- Bimoseno, Arimbi. 2014. Jokowi Rapopo Jadi Presiden
- Nugroho, Bimo; Dwi Nugroho, Ajianto. Jokowi : Politik Tanpa Pencitraan
- Tim Relawan. 2014. Selamat Datang Presiden Jokowi
- Putra, Owen. Si Nyentrik yang Disukai: Jokowi
- Kompasiana. 2014. Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia
- Aksan, Hermawan. 2014. Jokowi Aku Rapopo : pandangan seorang jurnalis
- Indradie, Andri. 2013. Rakyat Memantau Ibukota, Rakyat Memantau Jokowi - Basuki
- Suwiknyo, Dwi. 2012. Jokowi: Pemimpin Yang Rendah Hati
- Soeseno, Ki Nardjoko. 2013. Falsafah Jawa Soeharto & Jokowi : menjadi pemimpin kharismatis ala Soeharto dan Jokowi
- Sugiharto, R. Toto. 2012. Spirit Semut Ireng Jokowi: Muka Metal, Hati Keroncong
- Taufani, Bernard. 2012. Jokowi: From Zero to Hero: Kisah Nyata Anak Miskin Yang Menjadi Orang Besar
- H.M., Zaenuddin. 2013. Banjir Jakarta: Dari Zaman Jenderal J.P. Coen (1621) sampai Gubernur Jokowi (2013)
- Zaenuddin. 2012. Jokowi, Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapatkan Kursi: Kisah Wali Kota Yang Inspiratif
- Yazid, Husin. Berebut Kursi Jakarta Satu, Kenapa Foke & Jokowi?: Data Dan Analisis Putaran Pertama Pilkada DKI Jakarta
Film
Sumber: wikipedia.org